Monday, May 28, 2018

Tegangan Listrik


Tegangan listrik ???

merupakan perbedaan potensial listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam satuan volt(voltage) Besaran ini mengukur energi potensial dari sebuah medan listrik yang mengakibatkan adanya aliran listrik dalam sebuah konduktor listrik. Tergantung pada perbedaan potensial listriknya, suatu tegangan listrik dapat dikatakan sebagai ekstra rendah, rendah, tinggi atau ekstra tinggi

misalnya SUTET, SUTT, SUTM, SKTR, JTR dan SR . Secara definisi tegangan listrik menyebabkan objek bermuatan listrik negatif tertarik dari tempat bertegangan rendah menuju tempat bertegangan lebih tinggi. Sehingga arah arus listrik konvensional di dalam suatu konduktor mengalir dari tegangan tinggi menuju tegangan rendah. 

Voltage listrik normal 220 V per phase 
Jika kurang dari 190 bisa dikatakan tegangan turun atau Voltage drop.
penyebabnya banyak faktor antara lain bisa sambungan kabel nya udah lama atau kropos, ada yang jarak kabel SR ke tiang listrik terlampau jauh dan adalagi dari pihak PLN bisa jadi trafo PLN sudah umur atau sudah Over load melebihi beban pengguna, 
solusinya jika listrik dirumah sobat voltagenya naik turun atau tidak setabil kalian bisa menggunakan stabilizer .




Alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur besar tegangan listrik, antara lain: voltmeter, dan osiloskop.
 Voltmeter bekerja dengan cara mengukur arus dalam sirkuit ketika dilewatkan melalui resistor dengan nilai tertentu. Sesuai hukum Ohm, besar tegangan sebanding dengan besar arus untuk nilai resistansi sama. Prinsip kerja potensiometer adalah menimbang tegangan yang diukur dengan tegangan yang sudah diketahui besarnya dengan menggunakan sirkuit jembatan. Sedang osiloskop bekerja dengan cara menggunakan tegangan yang diukur untuk membelokkan elektron di layar monitor, sehingga di layar akan tercipta grafik dari elektron yang telah dibelokkan. Grafik ini sebanding dengan besar tegangan yang                                           diukur.






Saturday, May 26, 2018

SOP DISTRIBUSI TEGANGAN LISTRIK

SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE

PENGERTIAN
Adalah suatu bentuk  ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat Protap.
SOP Pengoperasian  kubikel 20 KV berarti ketentuan tentang prosedur / langkah – langkah kerja untuk mengoperasikan kubikel 20 kv pada pengoperasian instalasi atau jaringan distribusi 20 KV . 
SOP dalam pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi dan peralatan berikut petugasnya, terdiri dari :
a.  SOP Sistem Jaringan Distribusi,
b.  SOP Komunikasi  dan
c.  SOP Lokal Jaringan Distribusi.

TUJUAN SOP
Pengoperasian  Kubikel 20 KV berarti membuat peralatan yang ada di kubikel bekerja atau tidak bekerja, dialiri arus listrik atau dipadamkan dari aliran arus listrik. Dampak  dari pengoperasian  kubikel berarti jaringan distribusi dibebani atau dikosongi bebannya, instrumen sebagai kelengkapannya bekerja atau tidak bekerja sehingga mempengaruhi kerja peralatan listrik sebelum maupun sesudah kubikel.
Contoh :
@ Akibat  pengoperasian kubikel terhadap sistem dan peralatan listrik lain
Apabila  kubikel 20 KV di Gardu Induk sebagai alat hubung penyulang dimasukkan, maka pada sisi hulu yaitu Trafo GI dan Generator Pembangkit yang melayani  trafo GI akan mendapat beban sebanyak yang tersambung dari penyulang. Beberapa dampak yang timbul antara lain tegangan Trafo GI dan Generator Permbangkit menjadi turun, sehingga perlu pengaturan. Tetapi akibat buruk dapat terjadi misalnya, pada Trafo GI atau Generator Pembangkit terjadi beban lebih atau overload sehingga terjadi Trip bahkan dapat terjadi pemadaman total.
Sebaliknya pelepasan beban juga dapat berdampak kurang baik, misalnya tegangan trafo atau generator akan naik melebihi batas yang dapat merusak peralatan listrik.

@ Akibat pengoperasian terhadap personil
Pengoperasian kubikel 20 KV pada jaringan atau instalasi beban di sisi hulu tanpa ada koordinasi dengan pihak lain di sisi hilir : pemakai listrik , pihak  pemeliharaan , dapat menyebabkan terjadi kecelakaan terhadap personil.
Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa akibat dari pengoperasian kubikel dapat menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak aman dan kerugian material.
Untuk menghindari hal  tersebut maka dibuatlah SOP yang berisi  prosedur langkah-langkah yang tertata guna melaksanakan kegiatan.

  KOMPONEN DALAM SOP
Beberapa komponen penting yang tertulis pada SOP Pengoperasian Kubikel 20 KV antara lain :

Pihak Yang Terkait
Yaitu pihak-pihak yang berkepentingan dan terkena dampak akibat pengoperasian kubikel 20 KV. Keterkaitan ini dilakukan dalam bentuk komunikasi yang dilakukan dapat berupa tertulis / surat ataupun komunikasi langsung / lisan bertujuan agar semua pihak berkoordinasi  dapat mengantisipasi terjadinya kondisi kurang aman atau mencegah kerusakan material akibat dioperasikannya kubikel. Dalam berkomunikasi  baik lisan maupun tertulis dibuat berupa format yang standar untuk mencegah kesalahan presepsi dari pihak-pihak yang terkait . Waktu berkomiunikasi / berkoordinasi  yang digunakan selalu pada batas standar agar dalam mengambil keputusan tidak berlarut-larut.
Di Operasional Distribusi pengaturan tentang berkomunikasi ini dibuat menjadi SOP Komunikasi.
Pihak yang terkait pada pengoperasian Kubikel 20 KV antara lain :
ü  Untuk instalasi kubikel  baru beberapa pihak yang terkait antara lain, team Komisioning , Pengatur Distribusi / Piket Pengatur, Konsumen.  Berkoordinasi dengan team komisioning adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa instalasi kubikel yang akan dioperasikan dalam keadaan aman. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur adalah agar keadaan jaringan dipastikan siap dibebani atau dipadamkan maupun aman dari adanya kecelakaan kerja bagi personil di lokasi pengoperasian kubikel dimaksud maupun di luar lokasi yang berhubungan dengan jaringan yang akan dioperasikan. Sedangkan berkoordinasi dengan Konsumen bertujuan agar konsumen  tahu akan adanya listrik di tempat konsuman dan segera memanfaatkannya. Selain itu agar konsumen mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan kecelakaan akibat listrik.
ü  Untuk instalasi lama beberapa pihak yang terkait antara lain, Pengatur Distribusi / Piket Pengatur, Pihak Pemeliharaan, Pelayanan Pelanggan dan Konsumen. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi dan Konsumen tujuannya adalah sama dengan pengoperasian Instalasi Kubikel baru. Berkoordinasi  dengan pihak pemeliharaan adalah untuk mengetahui maksud / tujuan pengoperasian termasuk pemadaman kubikel, lama waktu dipeliharanya dan kondisi kubikel paska pemeliharaan. Sedangkan berkoordinasi dengan Pihak Pelayanan Pelanggan adalah berkaitan dengan pemberitahuan formal kepada Pelanggan akan adanya pemadaman / pengoperasian jaringan .

Perlengkapan Kerja
Perlengkapan kerja untuk  meleksanakan pengoperasian kubikel dengan baik dan aman harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja dengan peralatan seadanya berarti mengabaikan adanya resiko bahaya kecelakaan dan kerusakan yang bakal terjadi. Pemeriksaan terhadap jumlah dan kondisi perlengkapan kerja harus dilakukan secara rutin .
Yang dimaksud dengan perlengkapan kerja adalah sebagai berikut :
ü  Perkakas kerja
ü  Alat bantu kerja
ü  Alat Ukur
ü  Alat Pelindung Diri ( APD ) atau Alat K3
ü  Berkas Dokumen Instalasi Kubikel 20 KV yang akan dioperasikan
ü  Lembaran Format berupa Check-List Pelaksanaan dan Pelaporan.

 Prosedur Komunikasi
Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari mulai persiapan pengoperasian, saat pengoperasian sampai pelaporan pekerjaan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau handy-talky ( HT ) dengan menggunakan bahasa yang sudah distandarkan. Penyimpangan terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan  terjadinya  gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.

Prosedur Langkah-langkah Kerja
Berisi tentang urutan dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi pengoperasian kubikel, mulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan pekerjaan sampai pelaporan pekerjaan.
Setiap langkah dilaksanakan secara berurutan sesuai tertulis di SOP. Penyimpangan terhadap langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan kegagalan operasi bahkan dapat terjadi kecelakaan kerja.
Setiap langkah yang menyebabkan perubahan posisi kubikel harus dimintakan persetujuan Pengatur Distribusi /  Piket Pengatur dan melaporkan setelah pelaksanaannya. Hal tersebut disampaikan langsung dengan  menggunakan peralatan komunikasi langsung dan melaporkannya dalam bentuk tulisan dilengkapi dengan kronologis  berdasarkan waktu.

PEMBUATAN SOP
Untuk membuat SOP perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
ü   Keterlibatan pihak-pihak yang terkait dengan pengoperasian kubikel 20 KV untuk membuat ketentuan berkoordinasi.
ü   Kondisi jaringan berupa data kemampuan Trafo GI, Kemampuan Hantar Arus      ( KHA ) hantaran penyulang, pemanfaatan energi listrik pada konsumen.
ü   Struktur jaringan
 SOP SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI
SOP Jaringan Distribusi adalah aturan atau pedoman bagi Operator/teknisi untuk melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan dan pengoperasian Instalasi Jaringan Distribusi pada kondisi normal, kondisi gangguan, kondisi pemulihan dan kondisi darurat.
SOP Sistem Jaringan Distribusi dibuat dengan memperhatikan kemampuan peralatan yang terpasang dan konfigurasi serta fungsi Jaringan Distribusi.
Adapun didalam SOP Sistem Jaringan Distribusi terdapat panduan pada beberapa kondisi, yaitu :

SOP Kondisi Normal :
Operator/teknisi melakukan pengawasan / mensupervisi Jaringan Distribusi dan melaksanakan perintah Dispatcher/APD untuk manuver perbaikan sistem maupun pemeliharaan Jaringan Distribusi serta kebutuhan lainnya.

SOP Kondisi Gangguan :
Operator/teknisi melakukan tindakan seperti :
·         Periksa dan pastikan bahwa penunjukan kV meter sudah menunjuk  0 ( nol ) kV untuk JTM
·         Periksa dan yakinkan serta catat jika ada pmt yang trip di GI maupun Gardu Hubung (GH) dan kelainan-kelainan yang terjadi.
·         Periksa dan catat semua indikator yang muncul pada panel kontrol, di GI atau GH kemudian direset.
·         Periksa dan catat semua indikator rele yang muncul pada panel  proteksi, kemudian direset.
·         Laporkan kepada Dispatcher APD.
·         Laporkan kepada Piket APJ/Cabang.

  SOP Kondisi Pemulihan :
·         Operator/teknisi melakukan tindakan manuver atas perintah Dispatcher kemudian melaporkannya..
 SOP Kondisi Darurat :
·         Tindakan Operator/teknisi Jaringan Distribusi membebaskan peralatan dari tegangan, sehubungan dengan kondisi setempat  seperti ; banjir, kebakaran, huru-hara, instalasi membara yang cukup besar  dll atau kondisi yang dianggap bahaya oleh Operator/teknisi Jaringan Distribusi (dapat dipertanggung jawabkan), selanjutnya Operator/teknisi/ Jaringan Distribusi harus melaporkan kejadian tersebut kepada Dispatcher APD dan Piket APJ/Cabang


PLN TERANG BERSAMA!!!!


Q-HSE DEPARTMENT


Q-HSE DEPARTMENT
Quality, Health, Safety & Environment

Adapun penyebab tingginya angka kecelakaan ditempat kerja ada dua hal yaitu : Unsafe Action dan Unsafe Condition.
A. Unsafe Action : tindakan – tindakan yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja.

1. Adanya Percampuran Bahan- Bahan Kimia
Bahan – bahan kimia sangat berbahaya bagi para pekerja, dimana jika sampai bercampur baur antar sesama bahan kimia dapat menyebabkan keracunan dan bahkan ledakan yang sangat dahsyat sehingga akan dapat merugikan para pekerja itu sendiri. Contoh : Jika bahan kimia Natrium bercampur dengan H2O dapat menyebabkan ledakan yang sangat dahsyat. Apalagi jika kadar Natriumnya cukup tinggi dan sangat banyak.

2.Membuang Sampah Sembarangan Tempat
Hal seperti ini sungguh sangat sering ditemukan di berbagai tempat kerja. Masih banyaknya para pekerja yang kurang sadar akan pentingnya kebersihan tempat kerja. Namun disini bukan hanya melihat dari segi kebersihan tetapi juga melihat segi keamanan dalam melakukan pekerjaan. Jika sampai sampah- sampah tersebut tidak dibuang pada tempatnya akan dapat menyebabkan kerugian bagi pihak perusahaan khususnya bagi para pekerja sendiri. Sebagai contoh : jika membuang kulit pisang dan oli bekas disembarang tempat akan menyebabkan para pekerja menjadi terpeleset sehingga akan terjatuh. Apalagi jika sampai ada anggota tubuhnya yang terluka, seperti patah tangan dan kaki. Dengan demikian para pekerja tidak dapat melakasanakan tugasnya sebagaimana mestinya sehingga akan dapat menurunkan produksi dan produktivitas dari perusahaan sehingga perusahaan akan merugi.

3.Bekerja Sambil Bercanda dan Bersenda Gurau.
Ini merupakan suatu perilaku yang harus dihilangkan karena dapat mengakibatkan kejadian yang sangat fatal sehingga tidak hanya menyebabkan kerugian material, tetapai juga dapat menyebabkan kerugian non material. Contoh : ketika para pekerja sedang melakukan tugasnya menuangkan semen kedalam mesin pencetak, tiba- tiba ada salah seorang pekerja lainnya mengejutkannya dari belakang sehingga secara tidak sengaja dia tersentak hebat dan tanpa dia sadari tangannya masuk kedalam mesin pencetak. Mungkin bisa kita tebak apa yang terjadi selanjutnya. Benar, tangan para pekerja tersebut patah dan terputus sehingga akan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi para pekerja itu sendiri, dimana kerugian yang diderita bukan merupakan kerugian material melainkan kerugian non material.

4.Mengerjakan Pekerjaan Yang Tidak Sesuai Dengan Skill / Keterampilan
Dalam melaksanakan pekerjaan, kita harus menguasai bidang pekerjaan tersebut. Hal ini dikarenakan agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dan kecelakaan dikemudian hari. Contoh : Seorang petugas mesin harus mampu menguasai segala macam bagian pada mesin seperti tombol kerja alat dan mengetahui fungsinya masing- masing. Jangan sampai salah tekan karena akan mengakibatkan kecelakaan yang sangat fatal bagi para pekerja lainnya.

5. Tidak Melaksanakan Prosedur Kerja dengan Baik
Para pekerja yang tidak melaksanakan prosedur kerja dengan baik akan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan tempat ia bekerja khususnya bagi para pekerja itu sendiri. Contoh : para pekerja pada bagian las besi di haruskan menggunakan kaca mata pelindung, tetapi para pekerja tersebut tidak menghiraukannya sehingga percikan api yang berasal dari besi yang dilas mengenai matanya dan menyebabkan kebutaan.


B. Unsafe Condition : kondisi – kondisi yang tidak aman dan berbahaya bagi para pekerja.

1.Tempat Kerja Yang Tidak Memenuhi Standar / Syarat.
Tempat kerja yang tidak memenuhi standar dan syarat kesehatan dan keselamatan kerja dapat mengakibatkan penurunan daya produksi dan produktifitas. Selain itu juga dapat mengakibatkan dampak yang negative bagi para pekerja itu sendiri. Contoh : kurangnya ventilasi udara yang cukup sehingga tidak adanya pergantian udara didalam ruangan kerja dan membuat para pekerja kekurangan oksigen dan dapat mengakibatkan pingsan ketika sedang bekerja. Selain itu, pencahayaan dan penerangan yang kurang dapat menggangu para pekerja dalam melaksanakan tugas sebagai mana mestinya. Bahkan dengan pencahayaan yang terlalu berlebih juga akan dapat merusak mata. Oleh karena itu, dalam pencahayaan harus biasa- biasa saja, jangan sampai terlalu terang dan jangan sampai terlalu redup.

2.Alat Pelindung Diri Yang Tidak Sesuai Dengan Standar Yang Telah di Tetapkan.
Perusahaan harus menyediakan Alat Pelindung Diri ( APD ) yang cukup dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Jika Alat Pelindung Diri ( APD ) yang disediakan tidak memenuhi standar, maka akan mengakibatkan kecelakaan yang dapat merugikan pihak perusahaan dan para pekerja. Contoh : Helm yang digunakan oleh para pekerja harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap benturan benda keras. Misalkan helm tersebut tahan terhadap benturan balok maupun batu bata. Jika helm yang digunakan tidak tahan terhadap bahan- bahan yang telah tersebut diatas maka akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar khususnya bagi para pekerja itu sendiri karena dapat mengakibatkan geger otak.

3. Kebisingan di Tempat Kerja.
Suara yang berlebihan dan dapat menggangu konsentrasi para pekerja dalam melaksanakan tugasnya disebut dengan kebisingan. Kebisingan pada sebuah tempat kerja memang tidak dapat dihindarkan apalagi jika bergerak dalam bidang permesinan. Oleh karena itu pihak perusahaan harus mencari solusi yang tepat sehingga hal tersebut dapat diatas dengan baik tanpa adanya masalah dikemudian hari. Contoh : Untuk mencegah kebisingan, maka pihak perusahaan memberikan alat pelindung telinga ( pendengaran ) seperti Handsfree. Adapun Handsfree yang diberikan harus sesuai dengan standar, dimana setelah menggunakan alat tersebut tidak akan dapat menimbulkan efek samping terhadap pendengaran.


4.Waktu kerja atau Jam Terbang Yang Berlebihan.
Para pekerja yang bekerja pada sebuah perusahaan harus menjaga waktu dan jam terbangnya. Jangan terlalu memforsir pekerjaannya sehingga lupa dengan hal- hal yang lainnya. Pihak perusahaan pun jangan memaksa para pekerjanya agar bekerja lembur dan melebihi jam kerja seperti biasanya. Hal ini dikarenakan akan membuat para pekerja merasa lelah dan letih sehingga tidak dapat bekerja secara maksimal. Contoh : Para pekerja bekerja lembur sampai jam 2 malam.

5.Perlakukan Yang Tidak Menyenangkan Dari Atasan
Seorang pimpinan yang baik adalah pimpinan yang dapat memanage anak buahnya agar dapat bekerja dengan baik dan professional. Pimpinan jangan merendahkan anak buahnya dihadapan anak buahnya yang lain karena akan membuat minder anak buah tersebut. Dengan demikian para pekerja tidak dapat bekerja dengan baik dan produktif. Jangan pernah membentak maupun mengunakan kekerasaan fisik dalam mneghadapi para pekerja karena hal ini bukan mencerminkan kita sebagai seorang pimpinan. Contoh : pimpinan menampar salah seorang pekerja di hadapan para pekerja lainnya.







Sunday, May 20, 2018

MCB PLN



MCB dan Fungsinya 
 (Miniature Circuit Breaker) adalah komponen dalam instalasi listrik rumah yang mempunyai peran sangat penting. Komponen ini berfungsi sebagai sistem proteksi dalam instalasi listrik bila terjadi beban lebih dan hubung singkat arus listrik (short circuit atau korsleting).Kegagalan fungsi dari MCB ini berpotensi menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti timbulnya percikan api karena hubung singkat yang akhirnya bisa menimbulkan kebakaran.

Pada instalasi listrik rumah, MCB terpasang di kWh meter listrik PLN dan juga di MCB Box. Jadi sebenarnya kita “kenal baik” dengan komponen ini, setidaknya tahulah bentuk dan dimana lokasinya. Tentunya karena setiap terjadi listrik di rumah “anjlok” disebabkan kelebihan pemakaian daya listrik atau korsleting, maka yang pasti dicari untuk menyalakan listrik PLN adalah MCB yang ada di kWh meter atau MCB Box.

Dari simbol tersebut, terlihat MCB mempunyai tiga macam fungsi yaitu :
  • Pemutus Arus (simbol “x” dengan garis miring ke kiri) .
MCB ini mempunyai fungsi sebagai pemutus arus listrik ke arah beban. Dan fasilitas pemutus arus ini bisa dilakukan dengan cara manual ataupun otomatis.
Cara manual adalah dengan merubah toggle switch yang ada didepan MCB (biasanya berwarna biru atau hitam) dari posisi “ON” ke posisi “OFF” dan bagian mekanis dalam MCB akan memutus arus listrik. Hal ini dilakukan bila kita ingin mematikan sumber listrik di rumah karena adanya keperluan perbaikan instalasi listrik rumah. Istilah yang biasa dipakai adalah MCB Switch Off.
Sedangkan MCB akan otomatis “OFF” bila dideteksi terjadi arus lebih, disebabkan karena beban pemakaian listrik yang lebih, atau terjadi gangguan hubung singkat, oleh bagian didalam MCB dan memerintahkan MCB untuk “OFF” agar aliran listrik terputus. Istilah yang biasa dipakai adalah MCB Trip.
Bagian-bagian di dalam MCB tersebut akan dijelaskan pada poin 2 dan 3 berikut:
  • Proteksi Beban Lebih (overload) (simbol seperti kotak dengan sisi terbuka di kiri)
Fungsi ini akan bekerja bila MCB mendeteksi arus listrik yang melebihi rating-nya. Misalnya, suatu MCB mempunyai rating arus listrik 6A tetapi arus listrik aktual yang mengalir melalui MCB tersebut ternyata 7A, maka MCB akan tripdengan delay waktu yang cukup lama sejak MCB ini mendeteksi arus lebih tersebut.
Bagian di dalam MCB yang menjalankan tugas ini adalah sebuah strip bimetal. Arus listrik yang melewati bimetal ini akan membuat bagian ini menjadi panas dan memuai atau mungkin melengkung. Semakin besar arus listrik maka bimetal akan semakin panas dan memuai dimana pada akhirnya akan memerintahkan switch mekanis MCB memutus arus listrik dan toggle switchakan pindah ke posisi “OFF”.
Lamanya waktu pemutusan arus ini tergantung dari besarnya arus listrik. Semakin besar tentu akan semakin cepat. Fungsi strip bimetal ini disebut dengan Thermal Trip. Saat arus listriknya sudah putus, maka bimetal akan mendingin dan kembali normal. MCB bisa kembali mengalirkan arus listrik dengan mengembalikan ke posisi “ON”.
  • Proteksi Hubung Singkat (Short Circuit) (simbol lengkungan)
Fungsi proteksi ini akan bekerja bila terjadi korsleting atau hubung singkat arus listrik. Terjadinya korsleting akan menimbulkan arus listrik yang sangat besar dan mengalir dalam sistem instalasi listrik rumah.
Bagian MCB yang mendeteksi adalah bagian magnetic trip yang berupa solenoid (bentuknya seperti coil/lilitan), dimana besarnya arus listrik yang mengalir akan menimbulkan gaya tarik magnet di solenoid yang menarik switch pemutus aliran listrik. Sistem kerjanya cepat, karena bertujuan menghindari kerusakan pada peralatan listrik. Bayangkan bila bagian ini gagal bekerja.
Bagian bimetal strip sebenarnya juga merasakan arus hubung singkat ini, hanya saja reaksinya lambat sehingga kalah cepat dari solenoid ini.
Bila MCB trip karena overload seperti pada poin 2, maka kita cukup mengurangi pemakaian listrik dengan memutuskan sebagian beban peralatan listrik. Setelah itu MCB bisa kita “ON” kan kembali. Tetapi perlu kita beri waktu sekitar 1 atau 2 menit untuk bimetal kembali normal lebih dahulu.
Sedangkan bila MCB trip karena korsleting, maka jangan langsung “ON” kan MCB, tetapi pastikan dulu bagian dari instalasi listrik rumah yang bermasalah sudah dilepaskan dari sistem kelistrikan. Biasanya pada peralatan listrik atau bagian listrik tersebut ada tanda-tanda seperti percikan bunga api listrik, bau gosong atau bunyi letupan saat terjadi hubung singkat. Jadi bedanya MCB trip karena overload atau hubung singkat bisa dilihat secara mudahnya dari sini.
Oke…kalau agan bingung membayangkan bagian-bagian dalam MCB tersebut seperti apa, yuk kita lihat-lihat bagian MCB tersebut pada bagian berikut.
Ukuran MCB









Bagian- Bagian yang di tandai nomer adalah:
1.        Actuator Lever atau toggle switch  :digunakan sebagai Switch On-Off dari MCB.     Juga  menunjukkan status dari MCB, apakah ON atau OFF.
2.        Switch mekanis :yang membuat kontak arus listrik bekerja.
3.        Kontak arus listrik : sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.
4.        Terminal : tempat koneksi kabel listrik dengan MCB.
5.        Bimetal: yang berfungsi sebagai thermal trip
6.        Baut :untuk kalibrasi untuk QC
7.        Solenoid Coil atau lilitan :berfungsi sebagai magnetic trip dan bekerja bila terjadi hubung singkat arus listrik.
8.        Pemadam busur api:jika terjadi percikan api saat terjadi pemutusan atau pengaliran  kembali arus listrik.

Kode KWH Meter PLN



   Kode KWH Meter PLN
Bagi agan-agan yang bukan teknisi maupun engineer ,pastinya pada
penasarankan dengan  keypad pada kwh meter pln yang ada di rumah kalian yuk kita perhatikan kwh dirumah masing-masing cek ini:

Pastikan KWH meter yang kalian punya adalah yang jens prabayar ya sob...
  1. KWH   ITRON  merupakan kwh yang paling banyak dan umum digunakan, Itron adalah perusahaan penyedia teknologi dan solusi terkemuka yang berpusat di Liberty Lake, Spokane, Washington, Amerika Serikat. Di Indonesia, mereka mendirikan sebuah anak perusahaan bernama PT Mecoindo – Itron Indonesia yang khusus merakit dan mendistribusikan produk-produk Itron di wilayah Indonesia. Hebatnya, PT Mecoindo (Metering Company Indonesia) ini memiliki pabrik manufaktur yang terbesar di Asia Pasifik, dengan 900 tenaga kerja dan berlokasi di kawasan East Industrial Park (EJIP) Cikarang.
Keunggulan dari produk ini:
  • Maksimum arus 60A dengan akurasi kelas 1 standar ISO 9001
  • Anti Tamper
  • Asimetris (DIN) pengaturan terminal
  • 20 Digit STS
  • Optical Port untuk output data bus
  • Sesuai dengan SPLN D3.009-1:2010
  • Konfigurasi tombol (keypad) 3×4
  • Tampilan pada LCD berbahasa Indonesia
00 Enter : Merestart/ memulai ulang meteran.
Gunakan saat terjadi kesalahan/error.
03 Enter : Mengetahui total kWH listrik  yang telah
terpakai.
07 Enter : Mengetahui batas kWH.
09 Enter : Mengetahui daya listrik yang telah digunakan.
41 Enter : Mengetahui voltase listrik.
44 Enter : Menampilan ampere yang sedang
terpakai.
47 Enter : Menampilkan daya yang sedang terpakai.
54 Enter: Menampilkan kode token listrik terakhir yang dimasukkan.
59 Enter: Mengetahui jumlah kWH pengisian terakhir.
69 Enter: Mengetahui jumlah berapa kali listrik mati.
75 Enter: Mengetahui jumlah berapa kali listrik mati.
79 Enter :Mengecek batas minimal alarm.
456.. Ent:Merubah batas minimal alarm. Contohnya: 45605 untuk 5kWH.
78 Enter:Mengecek delay alarm dalam menit.
123xEnter:Merubah delayal alrm Contohnya:12315 untuk  15menit.
90 Enter :Mematikan lampu indikator LED.


2.    KWH HEXING  
Spesipikasi kwh hexing:
       Enkripsi : 20 digit enkripsi STS
• Tipe meter : Static Prepaid energy meter
• akurasi : class 1
• Tipe sensor dan relay : Double Sensing and double Relay
• Tipe pengawatan : 1 pasa 2 pengawatan
• Referensi : SPLN D3.009 - 1 : 2010
• Tegangan Nominal : 230V
• Arus Nominal : 5(60)A
• Input Terminal : 5 terminal ( L – L – G – N – N )
• Frekwensi : 50 Hz ±2%
• Tegangan Operasi : -30% s/d +15% (minimal tegangan tress hold bisa sampai 50% dari tegangan nomonal)
• Konstanta : 1000 imp/kWh
• Temperatur kerja : -10 ℃ s/d 55 ℃
• Temperatur penyimpanan : -30℃ s/d + 70℃
• Kelembaban : 90% RH – 95% RH
• Backup display : Super capasitor
• Tampering : Reverse, membuka cover/terminal meter, Magnetic, dan Bypass/Grounding
• Daya pemakaian sendiri : <2W/10VA
• Optic port : sesuai IEC62056-21, STS

800Acc=Merestart meteran/ menyetel ulang MCB. Gunakan jika terjadi error.
851 Acc=Mengetahui total kWH listrik yang telah terpakai.
807 Acc=Mengetahui voltase listrik.
808 Acc=Mengatahui jumlah ampere yang sedang terpakai.
814 Acc=Mengetahui daya yang sedang terpakai.
852 Acc=Menampilkan kode token listrik terakhir yang dimasukkan.
817Acc= Mengetahui jumlah kWH  pengisian terakhir.
809 Acc= Mengetahui jumlah berapa kali listrik mati.
804 Acc= Mengetahui jumlah berapa kali listrik mati.
812 Acc= Mematikan alarm batas kWH.
801 Acc= Mengecek sisa kWH.
815 Acc= Menampilkan tanggal pengisian terakhir.

3.    KWH CONLOG


#1#=  Mengetahui daya rata-rata yang digunakan.
#2#= Menampilkan jumlah kWH pemakaian terakhir.
#6#=Menampilkan jumlah kWH yang dimasukkan terakhir.
#11# =Mengecek kode token terakhir.




4.    KWH GLOMET


37 Enter =Mengecek sisa kWH.
38 Enter =Mengetahui total kWH listrk yang telah terpakai.
41 Enter = Menampilkan voltase listrik.
47 Enter = Menampilkan daya yang sedang terpakai.
54 Enter =Menampilkan kode token listrik terakhir yang dimasukkan.
59 Enter =Mengecek jumlah kWH pengisian terakhir.
75 Enter =Mengecek ID meteran PLN  Prabayar.
                               79 Enter =Mengecek batas minimal alarm.


5.    KWH STAR


07 Enter = Mengecek sisa kWH.
12 Enter = Mengecek batas minimal alarm.
37 Enter = Mengecek delay alarm dalam  menit.
65 Enter = Mengecek ID meteran PLN  Prabayar.
76Enter=Menampilkan jumlah kWH yang dimasukkan terakhir.





Nah itulah beberapa jenis KWH meter prabayar yang paling sering dipakai  oleh konsumen, berbeda dengan kwh meter pascabayar .

Semoga bisa bermanfaat dan di pahami & Trimakasih 
jangan lupa share gays